9 Hal yang Tak Disukai Suami Print

Banyak pasangan suami-istri yang cekcok hanya karena masalah sepele. Padahal, seandainya para istri tahu apa saja yang tak disukai oleh suami, niscaya percekcokan itu tak bakal terjadi.

Belakangan, Grace seringkali curhat pada sahabatnya, Zaza. Grace bingung, jurus apalagi yang harus ia gunakan dalam menghadapi Toni, suaminya. Pasalnya, nyaris setiap minggu diwarnai keributan antara dia dan suaminya itu. Pemicunya sepele, Grace tak suka suaminya selalu menghabiskan akhir minggu dengan memancing bersama teman-temannya. Yang membuat Grace lebih kesal, Toni sepertinya lebih mengutamakan hobi memancingnya itu ketimbang keluarga.

Perkawinan memang bukanlah suatu kisah indah sepanjang masa. Riak-riak kecil hampir pasti selalu mewarnai perjalanannya. Salah satu pemicunya adalah karena istri tak bisa mengerti apa yang sebetulnya dibutuhkan pasangannya. Mereka tak tahu apa yang tak disukai oleh suaminya. Nah, agar hubungan dengan suami tetap mesra, ada baiknya Anda mengenali hal-hal apa saja yang biasanya tak disukai oleh para suami dari istrinya.

1. DILARANG MENEKUNI HOBI

Umumnya, suami paling tidak suka dilarang atau dibatasi oleh istri. Apalagi jika itu menyangkut hobi yang sudah lama ia geluti, pasti ia akan protes. Bagaimana pun hobi sangat berkaitan dengan kesenangan dan kepuasaan batinnya.

Yang harus dilakukan:
Tak perlu marah atau protes pada suami, hanya karena ia larut dengan hobinya. Sebab, jauh sebelum Anda resmi jadi istrinya pun, hobi itu sudah lebih dulu akrab dalam kehidupannya. Jadi, jika suami suka lupa waktu karena hobi, ada cara mudah yang bisa Anda lakukan. Mintalah suami untuk sedikit mengurangi intensitas penyaluran hobinya. Misalnya, jika sebelumnya hampir tiap minggu ia pergi memancing, mintalah agar memancingnya 2 kali sebulan saja. Jika memungkinkan, bawalah serta keluarga. Dengan demikian, meski ia sibuk dengan hobinya, kebersamaan dengan keluarga tetap terjaga.

2. TERLALU DIATUR

"Papa harus pulang sebelum jam 8 malam, ya. Enggak boleh lewat. Apalagi kumpul-kumpul dulu sama teman-teman!" Sikap hobi mengatur tentu saja tidak disukai, karena ini menyangkut ruang gerak yang dibatasi. Biasanya, suami bukan semakin menurut, melainkan justru semakin menjadi-jadi.

Yang harus dilakukan:
Bila suami sering pulang larut malam selewat jam kantor, ingatkan ia agar pulang jangan terlalu malam. Katakan bahwa Anda dan anak-anak menunggunya untuk makan malam bersama. Bisa juga Anda sampaikan melalui SMS. Yang penting adalah cara penyampaian Anda. Sebaiknya, ingatkan ia dengan kata-kata yang enak didengar, dengan ucapan sayang dan penuh perhatian. Biasanya, suami akan sadar bahwa kehadirannya sangat dinantikan keluarga.

3. DIMINTA MENGUBAH PENAMPILAN

Suami yang terbiasa berpenampilan cuek dengan rambut gondrong dan berpenampilan funky misalnya, tentu saja tak bakal nyaman jika tiba-tiba Anda memintanya mengubah penampilan. Memangkas rambut atau berpenampilan lebih rapi, misalnya. Ingat, ia lebih percaya diri dengan penampilannya yang sekarang.

Yang Harus Dilakukan:
Maksud Anda memang baik, ingin melihat suami tampil lebih rapi dan berwibawa. Tapi jika gaya itu sudah menjadi bagian dari dirinya dan suami merasa nyaman dengan gaya itu, tentu agak sulit untuk mengubahnya dengan segera. Yang dapat Anda lakukan adalah memberikan masukan. Misalnya, "Papa kelihatan lebih rapi kalo rambutnya dipangkas sedikit, lho!" Guyon yang tanpa memaksa biasanya justru lebih ampuh ketimbang memaksa.

4. DIPAKSA-PAKSA

Siapa pun pasti akan merasa enggan jika dipaksa melakukan sesuatu yang di luar kehendaknya. Demikian pula suami. Memaksanya membelikan Anda seperangkat perhiasan emas, memaksanya makan malam di luar rumah di saat ia asyik menunggu siaran sepakbola di teve, tentu bukan sesuatu yang bijak. Akibatnya, bisa terjadi keributan antara Anda dan suami.

Yang Harus Dilakukan:
Kuncinya, jeli-jelilah melihat situasi dan kondisi. Bila Anda menginginkan suami membelikan sesuatu, lihatlah apakah itu memang memungkinkan atau tidak. Saat yang tepat untuk mengutarakan keinginan Anda pada suami adalah saat ia sedang merasa bahagia. Misalnya, jika Anda ingin perhiasan, utarakan saat ia menerima kenaikan gaji atau menang tender. Jika Anda ingin mengajaknya makan malam, utarakan saat kesebelasaannya menang. Biasanya, seseorang yang sedang bahagia akan mengabulkan apa saja yang diminta oleh apapun yang diminta oleh orang yang mereka cintai.

5. TERLALU DIDIKTE

Banyak istri yang terlalu mendikte suami. Padahal, suami bukanlah anak kecil yang harus didikte untuk melakukan ini-itu. Jangan heran jika ia akhirnya merasa kesal karena Anda dikte terus-terusan.

Yang Harus Dilakukan:
Banyak hal yang bisa dilakukan tanpa harus mendikte, kok. Yang penting, ada komunikasi antara Anda berdua. Contohnya, bila Anda menghendaki suami meluangkan waktunya untuk Anda dan anak-anak, cobalah membicarakannya saat Anda berdua sedang santai. Di meja makan, misalnya. Di saat itulah, Anda bisa membicarakan hal-hal yang selama ini terasa mengganjal. Membuat kesepakatan untuk berbagi tugas dalam hal pengasuhan anak, misalnya. Suami bertugas mengantar anak ke sekolah, sementara Anda bertugas menjemput.

6. DICEMBURUI BERLEBIHAN

Tidak semua suami senang istrinya cemburu. Apalagi jika rasa cemburu yang ditampakkan istri sudah melewati batas kewajaran alias cemburu buta. Tidak ada angin tak ada hujan, Anda tiba-tiba menuduh suami berselingkuh dengan wanita lain, misalnya. Kadangkala, penyebabnya hanya hal sepele, seperti perhatian suami yang berkurang. Anda sudah langsung tersinggung, merasa tak diperhatikan atau disayang lagi oleh suami. Biasanya seorang yang diliputi perasaan cemburu akan melakukan apa saja agar suaminya tidak melirik wanita lain. Memata-matai ruang gerak suami, misalnya.

Yang Harus Dilakukan:
Cemburu bisa merupakan pertanda cinta Anda kepada suami. Tapi jika yang Anda lakukan adalah cemburu yang berlebihan, tentu lain persoalannya. Ini bisa berarti Anda meragukan cinta suami. Yang jelas, ketahui dulu dengan jelas apa yang menjadi pemicu kecemburuan Anda. Apakah benar ada wanita lain, atau sekadar tak lagi mendapat perhatian. Pada pasangan yang sudah memiliki anak, perhatian suami terkadang lebih tercurah untuk anak-anaknya dibandingkan istri. Ia menganggap tidak perlu sepenuhnya memberi perhatian untuk istri seperti saat awal perkawinan dulu. Inilah yang seringkali tidak disadari para istri. Jadi, tak perlu cemburu buta pada suami tanpa alasan yang jelas.

7. SELALU DICURIGAI

Perasaan selalu dicurigai dan tidak pernah dipercaya tentu akan membuat suami merasa tidak nyaman. Apalagi bila Anda mencurigainya telah melakukan sesuatu yang tidak jujur di belakang Anda. Misalnya mencurigainya telah berselingkuh, padahal belum tentu kebenarannya.

Yang Harus Dilakukan:
Bila Anda merasa ada sesuatu hal yang mengganjal di hati dan berhubungan dengan tindak-tanduk suami, tak ada salahnya ditanyakan langsung kepadanya. Ini akan menghindarkan Anda dari menaruh kecurigaan tak beralasan pada suami. Tapi ingat, sebaiknya tahan emosi saat Anda menyampaikan unek-unek atau kekesalan Anda. Juga hindari pertanyaan yang menyudutkan. Carilah waktu yang tepat, misalnya saat berangkat tidur. Jika suami membantah kecurigaan Anda dengan alasan yang masuk akal, tak perlu melanjutkan kecurigaan itu. Intinya, curiga boleh saja, selama memang ada bukti. Kalau bukan Anda yang mempercayai suami, lantas siapa lagi?

8. DIBENTAK-BENTAK

"Kamu ini gimana sih, gitu saja tidak becus!" Kalimat bernada tinggi seperti ini tak jarang kita temukan keluar dari mulut istri. Posisi suami sebagai kepala keluarga yang seharusnya dihormati, tak lagi mereka indahkan. Bahkan tak jarang dilakukan di depan anak-anak. Ingat, tak semua suami bisa menerima sikap istri yang demikian.

Yang Harus Dilakukan:
Emosi boleh saja, karena itu satu hal yang sangat manusiawi. Apalagi jika yang dilakukan suami tidak sesuai dengan kehendak hati. Tapi, tidak seharusnya Anda membentak apalagi mempermalukannya di depan anak-anak atau umum, bukan? Kalaupun ia melakukan kesalahan, tegurlah di saat Anda hanya berdua saja. Lampiaskan kekesalan dan kekecewaan Anda. Boleh emosi, tapi tetap dalam batas kewajaran. Dan yang harus diingat, Anda harus tetap menghargainya sebagai suami.

9. TIDAK DIHARGAI

Banyak istri yang berperilaku sepertinya tak lagi menghargai suaminya lagi. Penyebabnya tentu banyak dan bervariasi. Ada yang disebabkan posisi suami yang memang jauh di bawah istri, dari segi latar belakang sosial, finansial maupun karier. Atau penampilan istri yang jauh lebih menarik dibandingan suami. Hal-hal inilah yang seringkali membuat istri lantas menjadi sombong atau arogan. Di matanya, suami hanyalah pelengkap status. Akibatnya, suami merasa minder dan tak dihargai, dan istri pun bersikap semena-mena padanya.

Yang Harus Dilakukan:
Perkawinan adalah sesuatu yang sakral. Jadi, begitu Anda memutuskan menjadikan seorang lelaki sebagai pasangan hidup, terimalah ia dengan berbagai kekurangan dan kelebihannya. Kalau ia bisa menerima kekurangan Anda, kenapa Anda tidak bisa menerima kekurangannya? Jangan memandang suami dari segi materi ataupun penampilan fisik, namun hormatilah ia sebagai sebagai kepala rumah tangga. (Nova)

dari: Kompas